Selasa, 09 Februari 2016

Bengkung Belly Binding aka Stagen tradisional


Bengkung atau seringkali kita kenal sebagai "Stagen" adalah kain panjang (5 - 15 meter), seringkali terbuat dari tenun yang cukup kaku, panas dan kurang fleksible.

Saat ini sudah mulai banyak diketahui bengkung/stage berbahan katun, kelebihannya tentu lebih adem, fleksible mengikuti bentuk tubuh dengan fungsi yang tidak berkurang, yakni menyamankan dan menghangatkan area perut, panggul dan punggung bawah. Diharapkan dengan nyaman dan hangatnya area ini, proses penyembuhan pasca persalinan bisa lebih mudah tercapai.

Kapan Bengkung dipakai?

Pada persalinan pervaginam, bengkung/stagen bisa digunakan pada H+3 pasca melahirkan dipakai hingga 40 hari kedepan atau senyamannya.

Pada persalinan sectio, sebaikya bengkung/stagen digunakan saat bekas jahitan sudah nyaman (4-6 minggu setelah operasi atau bisa dikonsultasikan ke dokter terlebih dahulu.
Bengkung tetap bisa bermanfaat kapanpun ibu ingin memakainya, bengkung katun lebih fleksible dan bisa digunakan di luar pakaian untuk mempermudah memasang dan melepas.

Apakah manfaat Bengkung?

Bengkung/Stagen disebut sebagai "the ancient way of healing" , fungsi utama pada ibu pasca melahirkan adalah menghangatkan dan menyamankan, bonusnya adalah diharapkan membantu proses penyembuhan pasca bersalin.

Bengkung/Stagen BUKAN alat pelangsing, bengkung/stagen mungkin membuat badan ibu tampak dan terasa langsing, namun pada dasarnya, langsing dan pulih kembali setelah melahirkan sangat ditentukan banyak faktor, seperti; asupan gizi seimbang, olahraga dan menyusui serta hal yang utama adalah ISTIRAHAT.

Merawat diri pasca bersalin merupakan hal penting untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga ibu, karena 42 hari pertama setelah melahirkan bisa menjadi faktor penentu tahun - tahun berikutnya, menjadi orang tua yang sadar, sabar dan sehat lahir bathin.

Selamat menjadi Ibu :)

Berikut adalah link video tutorial pemakaian bengkung 


Tips membuat Bengkung DIY:

Panjang : 15 meter (bisa dilebihkan/dikurangi bila dirasa perlu)
Kain : Katun (tidak tebal dan tidak tipis, bisa pakai kain batik atau sprei lho..:))
Nah kainnya bisa panjang 15 meter, tp kalau bikin sendiri sayang sisanya, bisa juga kain disambung2, kelemahannya kadang di sambungan jahitan jd kurang nyaman pas dipakai.
Lebar : ukurlah rata2 sejengkal telapak tangan bunda. 18-25 cm

Untuk pinggiran bisa di obras, bisa di neci, atau dibiarkan saja, dg resiko kurang rapi.

Nah mudah sebenernya bikin bengkung sendiri, karena memang belum banyak yg produksi..karena juga belum banyak yg istiqomah berbengkung :)



Senin, 01 Februari 2016

Didengarkan dan Dimengerti saat proses Bersalin



Mengenang kejadian beberapa tahun lalu, tepatnya sept th 2009. Di kehamilan usia 20minggu, saya mengalami IUFD (Intra Uterin Fetal Death) atau janin meninggal di dalam kandungan. Kesedihan campur rasa sesal dan perih sudah tentu jadi satu, krn ini kehamilan kedua yg harus di terminasi, hanya yg pertama (12minggu kehamilan) dilakukan dg proses kuretase bius total.


Di kasus IUFD kedua saya, SpOG saya yang baik, Dr.Ali Sungkar menyarankan proses persalinan normal dg induksi, pertimbangannya saat itu kalau c sectio nanti dimungkinkan bisa nunggu lama setelah recovery utk hamil lagi.

Setelah siap, saya dirawat di ruang bersalin RS Brawijaya, tablet induksi di berikan setiap 6 jam mulai dari jam 12 siang saat itu. Setelah 2 kali pemberian induksi pervaginam, kontraksi mulai intens dan aduhai :).
Yang ingin saya bagi disini adalah ingatan yg masih sangat lekat detilnya sampai saat ini adalah, ada seorang perawat yg setiap memasukan obat induksi maupun periksa pembukaan, rasanya ga sesakit bila dilakukan oleh personel lain. Duh..saat ini saya lupa namanya, tp ga akan lupa wajahnya.

Saat kontraksi menguat dan jadual memasukan obat induksi datang, saya menolak tindakan yg akan dilakukan, krn saya melihat bukan perawat yg saya maksud, saya meminta (antara sadar dan tidak, diantara rasa sakit) utk pemeriksaan dalam dan memasukkan obat induksi dilakukan olah perawat sebelumnya, yg ssya bisa merasa tidak sakit, dsn syukurnya permintaan saya dipenuhi.

Rasa sedih, perih, kehilangan sudah saya terima, tp apresiasi mendalam akan ketersediaan tenaga kesehatan mendengarkan dan memenuhi permintaan saya saat itu, sampai saat ini tidak saya lupakan.

Pengalaman kecil yg indah itu sangat membantu saya untuk ingat bahwa kebahagiaan kecil disetiap proses persalinan akan sangat berarti.

Didengarkan dan dimengerti adalah hal essensial nan indah dalam proses bersalin...karena ingatan ttg hal itu tak akan pernah terhapus.

Menghadapi Rasa Takut Dan Cemas Dalam Persalinan.

"Apakah aku bisa ke rumah sakit tepat waktu?" "Bagaimana kalau dokter spog ku nanti berhalangan datang?" "Apa aku b...