Sabtu, 20 November 2021

Menghadapi Rasa Takut Dan Cemas Dalam Persalinan.

"Apakah aku bisa ke rumah sakit tepat waktu?"

"Bagaimana kalau dokter spog ku nanti berhalangan datang?"

"Apa aku bisa kuat menjalani fase kontraksi persalinan?"

"Duh, kalau aku nanti BAB di ruang bersalin bagaimana ya?"

"Aku takut ada robekan jalan lahir dan dijahit"

"Aku takut jarum suntik, takut operasi"

Pertanyaan pertanyaan diatas terkadang muncul di benak ibu, sadar atau tidak sadar, akan menambah porsi kecemasan dalam persalinan.


Apa yang paling sering dirasakan Ibu jelang persalinan?

Dari penelitian (Hall, Wendi. Et Al. 2009) terhadap 875 Ibu hamil (kehamilan pertama / berikutnya), dg rentang usia kehamilan 35-39 minggu,  25% Ibu hamil mengalami tingkat ketakutan (childbirth fear) yang tinggi. 20.6% mengalami kurangnya jam tidur (kurang Dari 6 jam perhari). Merasakan ketakutan thd persalinan (melahirkan), kelelahan, kurang tidur. 

Dari penelitian yang sama, dilaporkan Ibu yang mendatangi tempat praktek bidan,lebih sedikit yang mengalami ketakutan dalam proses persalinan dibandingkan Ibu yang mendatangi tempat praktek dokter kandumgan. Ketakutan terhadap persalinan (childbirth fear) juga berdampak pada tingginya tingginya stress, rasa cemas, lelah serta minimnya dukungan.

Penelitian lain (Saisto & Halmesmakl, 2009) menyebutkan bahwa lebih Dari 50% Ibu hamil yang Sudah memilih SC utk persalinan , menarik kembali keinginan mereka dan berhasil melahirkan secara normal vagina setelah mendiskusikan rasa cemas takut yang mereka rasakan. Dari Dua penelitian diatas, kita bisa melihat bahwa kecemasan Dan ketakutan terhadap proses persalinan bagi Ibu wajar dialami, Ibu tidak sendirian...yang perlu dilakukan adalah menyadari rasa nya, kemuadian membicarakan kepada seseorang yang tepat, mereka bisa pasangan, teman, bidan, doula ataupun dokter yang merawat.

Berikut adalah tips untuk ibu hamil mengurangi kecemasan dan ketakutan akan persalinan :

1. Berbicara dengan orang yg tepat

2. Mengikuti Kelas Persiapan Persalinan

3. Mempertimbangkan untuk ditemani Doula

4. Hindari informasi negatif (cerita maupun film)

5. Berolah raga ,lakukan olahraga yang sesuai dengan usia kehamilan dan kondisi ibu. Tubuh yang sehat membuat keluhan keluhan kehamilan berkurang, dan menjalani kehamiland dengan sehat bermanfaat bagi ibu maupun janin dalam kandungan.

6. Mempersiapkan paska bersalin (mengatur / mengkondisikan pekerjaan rumah tangga paska melahirkan, mempersiapkan makanan siap saji, persiapan menyusui dll)

Yang paling penting adalah kesadaran Ibu, bahwa setiap persalinan adalah istimewa, semua wanita terdahulu mengalami hal sama, melahirkan, bahkan kebanyakan lebih dari satu kali. Jadi sadari bahwa ibu tidak sendiri...sematkan ini dalam fikiran, berdoa dan melakukan yang terbaik versi masing masing Ibu, karena pada akhirnya...bayi dalam dekapan adalah hadiah terindah bagi setiap proses persalinan.


Rabu, 18 September 2019

Tips Jelang Persalinan


Perencanaan dalam persalinan menjadi salah satu hal crucial bagi ibu dan ayah, perencanaan yg baik akan membuat ibu dan ayah memahami opsi opsi yg tersedia dan mengambil keputusan dg penuh kesadaran berdasarkan kesanggupan menjalani resiko.

Salah satu hal yg mungkin perlu dipersiapkan adalah apa yg bisa ibu lakukan menjelang persalinan, apa yg bisa dilakukan sambil menanti pembukaan lengkap (10cm), yg bisa membantu janin berada di posisi optimal untuk siap terlahir dg aman nyaman?

Tips pada infografis di atas adalah sedikit dari beberapa hal yg bisa ibu lakukan.

Selain hal tersebut, pendamping (ayah atau Doula) bisa mendukung ibu dengan misalnya :

  • Meredupkan lampu jika terlalu terang
  • Menawarkan pijatan ringan pada kaki, tangan, atau punggung bawah
  • Membatasi jumlah tamu yg berkunjung, agar ibu bisa fokus dan tidak terganggu dg komunikasi ataupun pertanyaan yg mungkin tidak perlu
  • Membantu menawarkan, mengambil makanan / minuman ringan.
  • Menyiapkan musik yg ingin didengarkan Ibu
  • Dan lain lain atas persetujuan ibu

Pengalaman positif persalinan yg dirasakan ibu, akan terbawa dalam memori dan tidak terlepas. Jadi, yuk persiapkan persalinan ibu, juga pasca bersalin dengan sebaik mungkin. Berdayakan diri dengan banyak membaca, tidak sungkan bertanya pada tenaga kesehatan untuk setiap tindakan yg dilakukan. 





Jumat, 01 Maret 2019

Perlukah Bayi Langsung Dimandikan Setelah Lahir?


Vernix Caseosa
Vernix = to varnish
Caseous = Cheesy nature

Vernix Caseosa adalah substansi lemak yang menyerupai keju yg melapisi kulit janin selama trimester akhir kehamilan. lapisan seperti keju ini melindungi kulit bayi baru lahir, juga membantu proses adaptasi awal bayi terlahir (di luar rahim) jika tidak terlalu cepat dibersihkan setelah proses persalinan (vernix akan diserap oleh kulit bayi beberapa jam setelah bayi lahir).
. Vernix juga membantu meregulasi suhu tubuh bayi di luar rahim, apalagi jika ibu melakukan skin to skin sesaat setelah bayi terlahir (IMD), menjaga kelembapan kulit bayi dan menjaga ph alami pada kulit bayi, sehingga melindungi kulit permukaan bayi dari paparan bakteri yg tidak menguntungkan.

Pun, vernix mengandung vit E dan antioksidan yg bermanfaat bagi bayi dalam fase transisi memulai kehidupan di luar rahim.

Vernix umumnya akan tampak banyak pada bayi2 yang terlahir pre-term (<37w), pada bayi2 terlahir at term maupun post term (>37w), biasanya vernix lebih sedikit tampak, umumnya terdapat pada lipatan2 leher, ketiak, pangkal paha.

Pada artikel ini juga disebutkan bahwa ada penelitian bahwa menunda memandikan bayi (baru dimandikan setelah 12 jam vs langsung dimandikan dalam 2jam paska lahir), bayi2 yang ditunda untuk dimandikan didapati lebih sukses dalam proses menyusui.

Jadi, perlu kah bayi langsung dimandikan setelah bersalin? 
Jawabannya tergantung kondisi ibu, bayi dan juga penolong persalinan Ibu. Silahkan rencanakan, komunikasikan kemudian putuskan yang terbaik ya moms and dads.

#vernixcaseosa
#postpartum
#goldenhour
#afterbirth

*Source of knowledge :
Gurcharan, S., & Archana, G. (2008). Unraveling the Mystery of Vernix Caseosa, Indian Journal of Dermatology
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2763724/

PERAWATAN JALAN LAHIR PASCA BERSALIN (vagina & perinium).

Photo by Creative Free Stock from Pexels
Pada persalinan per-vaginam, setelah bersalin, vagina ibu perlahan namun pasti akan kembali pulih, memang akan terasa tidak nyaman, apalagi jika ada bekas jahitan, umumnya bekas jahitan akan kembali pulih 4 - 6 minggu pasca bersalin.
.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Ibu lakukan utk perawatan vagina dan perinium pasca persalinan.

1. Cold compress, setelah proses persalinan, ibu bisa aplikasikan kompres dingin pada area perinium, ibu bisa menyiapkan #padsicle atau mnggunakan "cold pack"/waslap dibekukan, bungkus dg ziplock, gunakan kain linen bersih kemudian kompres pada area perinium, lakukan selama 20menit, 2-3x sehari.

2. Setelah buang air kecil, basuhlah dengan air hangat, ibu bisa menggunakan botol "squeeze" atau #peribottle utk menyemprotkan air dg lembut. Jangan lupa keringkan dg arah depan ke belakang ya.. (ini mencegah infeksi dari bakteri dari area anus).
.
3. Mulai berlatih kegel setelah persalinan, jangan khawatir kalau pada awal mencoba terasa lebih sulit dilakukan drpd sebelum melahirkan, otot dasar panggul akan perlahan merespon dg lebih baik.

4. Penggunaan #witchhazel pad bisa mengurangi ketidaknyamanan bekas jahitan perinium dan hemorroid. Caranya, tuangkan cairan witch hazel pd pembalut lalu bekukan. Ganti setiap 2-3 jam.

5. Lakukan #sitzbath. Letakkan sitz bath pada dudukan toilet, isi sitz bath dengan air bersih hangat (tidak terlalu penuh), duduk diatasnya kurang lebih 10 - 20 menit. Kemudian keringkan lalu berbaring sejenak +/- 15 menit (utk mengurangi pembengkakan di sekitar vagina. Lakukan sitz bath in 2 - 4 x sehari sampai area Jalan lahir terasa nyaman.

6. Perbanyak berbaring Dan istirahat pada 1 - 2 minggu paska bersalin. Berdiri atau duduk terlalu lama bisa meningkatkan potensi pembengkakan jalan lahir pada area sekitar vagina. 

Ditranslasikan dari buku "The Simple Guide to Having a Baby" - Whalley, Simkin, Keppler.

Penyembuhan Pada Pasca Operasi Bedah Sesar / Sectio Cesarea (SC)

Source: pixabay.com

Proses penyembuhan pasca operasi cesar bisa berbeda pada masing - masing Ibu, baik secara fisik maupun emosional. Namun hal utama sebagai persiapan proses persalinan adalah support system yang mendukung Ibu bersalin. Proses penyembuhan fisik ibu juga terkait dengan kesehatab psikologis, proses persalinan bisa jadi sangat melelahkan, namun saat bayi terlahir, proses adaptasi menjadi ibu baru dengan segala aktifitas menyusui, mengganti popok, berkurangnya jam tidur, juga perubahan hormonal (dari hamil menjadi tidak hamil), menjadi "kekacauan" sendiri dalam tubuh dan pikiran Ibu. Persiapkan support system untuk paska persalinan ya mom and dad!

Kali ini, saya berbagi info mengenai proses penyembuhan paska persalinan sesar atau SC. Ibu tetaplah menjadi Ibu apapun proses persalinannya, bahagia dan lelahnya SAMA!

Hal berikut adalah beberapa poin yang bisa membantu ibu pada pemulihan pasca cesar :

1. Istirahat, anda baru saja menjalani operasi besar, tidak perlu terburu buru ingin mengerjakan banyak hal. Prioritas utama adalah bonding (melalui menyusui salah satunya). Delegasikan urusan domestik rumah dan memasak pada orang lain utk sementara waktu.

2. Letakkan botol/teko air, makanan ringan yang sehat dan popok/pakaian bayi dekat dg jangkauan Ibu.

3. Batasi kunjungan, iya...ini hal yg tidak mudah apalagi pada budaya kita di Indonesia, tp pasangan bisa membantu utk menerima tamu dikala Ibu memang perlu istirahat atau menyusui. 
4. Bekas jahitan mkn terasa gatal hingga bbrp bulan, kompres hangat dan usapan yg lembut bisa membantu menyamankan. (Ada posting saya ttg video memijat bekas luka jahitan cesar)

5. Minumlah banyak cairan dan asupan nutrisi seimbang.

6. Anda bisa berdiskusi ttg perasaan yg anda rasakan pd fase transisi pasca bersalin kepada suami atau juga pada ibu lain yg pernah menjalani operasi cesar.

7. Selain hal hal di atas, rileks dan nikmati fase minggu pertama dg bayi, semua akan berlalu cepat sekali seringkali tanpa Ibu sadari. . "Recover at home" dr Handbook of prepared labor, Debby Amis & Jeanne Green". 

Senin, 14 Mei 2018

Depresi Postpartum, bagaiman mengetahui nya?


Beberapa kali saya menemui Ibu bersalin yang memiliki proses riwayat persalinan yang baginya sangatlah nyaman, sesuai rencana yang diharapkan, penuh cinta dan kelembutan. Namun setelahnya, beberapa persoalan mulai muncul, mulai proses menyusui yang dirasa menyakitkan, lelah, merasa gak bisa ada yang mengerti, dan lain sebagainya.

Permasalahan pasca bersalin ini wajar kok bu, anda tidak sendirian, apalagi permasalahan menyusui, kelelahan, nutrisi yang mungkin tidak seimbang. Yang paling utama ada menyadari memang mungkin ada masalah, dan lekaslah cari dukungan serta bantuan. Ibu tidak sendirian, dan perasaan ini dirasakan banyak ibu pasca bersalin.

Dalam Pembahasan sub topik "Physiological and Psychological Changes in the mother", 6 minggu pertama setelah bayi terlahir disebut "the puerperium"atau kita sebut fase nifas. Dalam fase ini, wanita secara emosi dan pikiran mulai menyesuaikan perannya sebagai Ibu, sedangkan secara fisik tubuhnya mulai kembali menyesuaikan ke fase "tidak hamil".

https://advancedbodydynamics.com/postpartum-depression/

Pada awal fase pasca bersalin, ibu mengalami banyak sekali perubahan secara emosional, kondisi ini bisa wajar seiring dengan perubahan / fluktuasi hormonal bersamaan dengan perubahan kehidupan ibu dengan adanya bayi yang baru terlahir. Kehadiran bayi memang membutuhkan perhatian, extra energi, waktu dan emosi orang tua yang mengasuhnya, dan sekali lagi...ibu tidak sendirian. Dengan semua perubahan ini, menjadi sangat wajar jika perasaan / emosi ibu terkadang naik turun bak roller coaster.

Namun, perlu kita sadari, kenali dan ketahui, bahwa postpartum problems adalah kondisi nyata, dan ibu mungkin perlu dukungan serta bantuan dari orang lain (baik keluarga maupun tenaga kesehatan).

Bagaiman mengetahui bahwa kita memiliki permasalah postpartum yang mungkin memang memerlukan bantuan???

Berdasarkan Diagnosa kriteria "Postpartum Depression" oleh American Psychiatric Association dalam buku "Diagnostic and Statistical manual of mental disorders (DSM-IV), gejalanya termasuk adalah (saya translate sebisa mungkin ya..jika ada kesalahan mohon bisa menginfokan);
  • Irritability (mudah tersinggung, lekas marah)
  • Sadness / weepiness (gampang merasa sedih)
  • Feeling of guilt (merasa bersalah)
  • Fatigue and sleep problems (rasa lelah berlebih dan problem tidur, baik sulit tidur maupun tidur terlalu lama)
  • Lack of concentration, forgetfullness (mudah lupa, kurang bisa berkonsentrasi)
  • Loss of libido, lack of interest in anything
  • Weight gain or weight loss, changes in appetite (malas makan / makan terus)
  • Difficulty in focusing, reduced ability to mae decisions
  • Development of phobias or unreasonable fears
  • Excessive anxiety
  • sense of hopelessness
  • Lack of confidence with baby or lack of feelings towards the baby.
Penting untuk diketahui ibu pasca bersalin mengetahui bahwa jika mereka mengalami beberapa hal diatas, adalah hal yang wajar, dan dengan treatment tepat, kondisi tersebut bisa diatasi dengan baik.

Oh iya Bu, jangan lupa penuhi nutrisi berimbang dari asupan harian ibu pasca bersalin, kadar zat besi, magnesium dan zinc yang cukup, bisa menurunkan potensi ibu mengalami problem2 pasca bersalin juga lho (sumber : National Center for Biotechnology information)





Minggu, 06 Agustus 2017

Workshop Persiapan Persalinan (Bogor)


Mempersiapkan persalinan dengan penuh kesadaran, memahami peran pendamping dalam persalinan dan merencanakan persalinan nyaman dan aman.

Sabtu, 26 Agustus 2017
@naturayoga 
Jl. Cikabuyutan No.3
Info dan Pendaftaran - Bogor
WA Only : 0813-1039-4739


*Garage Sale untuk baby stuff (new / preloved
Untuk Partisipasi Garage Sale silahkan kontak @blanja_blinji
Cp : Kiky (0878-8200-7333)

Menghadapi Rasa Takut Dan Cemas Dalam Persalinan.

"Apakah aku bisa ke rumah sakit tepat waktu?" "Bagaimana kalau dokter spog ku nanti berhalangan datang?" "Apa aku b...